Jumat, 07 Juni 2013

manfaat bersedekah

Manfaat Sedekah belum tentu diketahui oleh semua orang, karena hanya sebagian orang yang ikhlas menyisihkan sebagian hartanya untuk bersedekah saja, yang pasti pernah merasakan keajaiban dan manfaat sedekah. Jadi, berapapun uang yang bisa anda sisihkan, sedekahkanlah, karena Allah akan membalasnya berlipat-lipat ganda.

Rasulullah SAW pernah berkata, bahwa setiap masuk pagi, ada dua malaikat mengajukan permohonan mereka kepada Allah SWT. Malaikat pertama berdoa:”Ya Allah berikanlah ganti bagi orang yang menginfaqkan hartanya”. Yang kedua berdoa:” Ya Allah jadikanlah semakin tidak punya orang yang pelit terhadap hartanya.”

Berbicara mengenai manfaat sedekah yaitu balasan dari Allah atas sedekah / sodaqoh ataupun infaq yang telah kita keluarkan, sungguh kita butuh keyakinan yang sempurna, bahwa Allah akan mengganti dengan berlipat-lipat dari arah yang tak pernah kita sangka-sangka sebelumnya. Bukankah Allah sesuai dengan prasangka hamba-Nya?.
Sekelumit cerita nyata tentang Manfaat Sedekah :

Manfaat Sedekah juga dirasakan oleh seorang MC kampung yang berpenghasilan tidak menentu, menyisihkan uang tiga ribu dari bayarannya menjadi sebuah pembawa acara di daerahnya. Mungkin sangat kecil jika dinilai dari uang yang dia dapatkan yaitu 200 ribu rupiah. Namun, sedekah tidak hanya urusan nominal saja, melainkan juga keikhlasan ketika memberi. Jadi meskipun 3 ribu, jika memberikannya dengan ikhlas maka akan berbeda dengan sedekah ratusan ribu yang disertai dengan perasaan tidak ikhlas atau riya.

Tak disangka Seminggu kemudian, dia mendapatkan job untuk membawakan acara dengan bayaran 350 ribu. Lagi2 dia menyisihkan uangnya. Kali ini dia tambahkan, yaitu sebesar lima ribu rupiah. Dia ingin membuktikan kebenaran Manfaat Sedekah dan Hikmah Sedekah. Dan Subhanallah…ternyata keajaiban itu benar nyata adanya, minggu berikutnya, tanpa disangka2 sebelumnya, dia mendapatkan job menjadi MC di Tabligh Akbar bersama seorang Ustadz dan Habib yang sangat terkenal, dengan bayaran 750 ribu…Ya …semua dilipat gandakan seperti apa yang telah dijanjikan. Kemudian dia menyisihkan 10 ribu untuk bersedekah…dan hingga sekarang, sedekah telah menjadi sebuah kebiasaannya. Tak ada keterpaksaan, yang ada hanya keikhlasan. Sebuah investasi di dunia , namun akan dirasakan di akhirat. Hanya dengan sedikit saja…uang yang kita sedekahkan dibalas ratusan kali lipat. Bagaimana jika kita bisa bersedekah lebih banyak?…insya ALLAH..akan dibalas juga dengan jumlah yang tak terkira. Yakinlah dengan Manfaat Sedekah.

Rasullulah SAW bersabda : “ Bersegeralah bersedekah, sebab yang namanya BALA tidak pernah bisa mendahului SEDEKAH “

Khalifah Ali bin Abi thalib menyatakan “ pancinglah rezeki dengan sedekah. “

Saya masih ingat ketika masih kecil, saat menjelang idul fitri disekolah pasti sudah diumumkan untuk segera membayar zakat fitrah. Ada kebahagiaan sendiri rame rame membawa beras ke sekolah lalu didoakan bersama sama. Saya juga masih ingat guru ngaji saat itu selalu berpetuah untuk rajin bersedekah. Hingga sekarang, pertanyaan yang muncul dan acap kali menggoda kita adalah mengapa harus zakat dan sedekah atau infaq, sudah susah payah bekerja , tapi hasil harta yang didapat kok tidak semua menjadi milik kita ? kenapa harus menyisihkan buat orang lain?. Dari sinilah rupanya rahasia Allah SWT menguji asa, rasa dan kepedulian seseorang.
Ternyata dibalik seruan bersedekah, terkandung mafaat yang cukup dalam. Ada sebuah keajaiban- keajaiban yang tak bisa dinalar oleh logika,……

Ali ath-thontowi, ulama terkenal dari universitas Al Azhar sebagaimana menyampaikan satu ungkapan indah : “ bila anda membahagiakan saudara anda dengan pemberian , maka Allah akan membahagiakan anda dengan pemberianNya yang tak terduga dan tak pernah anda nantikan “
Dalam suatu riwayat disebutkan, : “ ketika seekor anjing berputar putar di dekat sumur dan ia hampir mati karena kehausan, seorang pelacur dari kaum bani israil muncul dan melihatnya. Ia lalu melepaskan sepatunya untuk mengambil air minum dengannya. Air itu diberikan kepada anjing tersebut. Dengan karunia Allah, lantaran sikapnya itu, Allah mengampuni dosanya dan memberikan rahmat kepadanya.
( HR. Bukhari-Muslim )
Ibnu Al-Qayyim dalam kitab Tanbil al ghafilin ( hal 247 ) bertutur : “ susungguhnya sedekah itu dapat membebaskan dari azab NYA. Seseorang yang melakukan dosa dan kesalahan , jika segera mau menyusulinya dengan sedekah, niscaya hal itu akan membebaskkan ia dari azab. “
Allah SWT berfirman dalam surah al-A’raf ( 7: 156 ) “ Rahmat KU meliputi segala sesuatu. Maka akan aku tetapkan rahmat KU untuk orang – orang yang bertaqwa dan menunaikan zakat…”
Berdasarkan hadist hadist nabi dari segala sumber, berikut 7 manfaat sedekah :

Manfaat sedekah yang pertama adalah mengundang datangnya rezeki. Memberikan berkah pada harta yang ada pada kita., menjauhkan pada bencana, serta menambah keuntungan.

Khalifah Ali bin Abi thalib menyatakan “ pancinglah rezeki dengan sedekah. “

Manfaat Sedekah yang kedua dapat menolak bala. Menjauhkan dari api neraka dan melepaskannya dari kepicikan duni akherat. Menjadi naungan di hari kiamat nanti.
Manfaat Sedekah yang ketiga bisa menyembuhkan penyakit. Menghilangkan kesalahan dan membersihkan kecemaran serta mensucikan dari dosa.
Manfaat Sedekah yang keempat dapat menunda kematian dan memperpanjang umur
Manfaat Sedekah dapat mendatangkan pertolongan yang diperlukan dalam usaha yang dikerjakan
Manfaat Sedekah dapat meruntuhkan segala benteng setan dan mematahkan segala kekurangan mereka
Manfaat Sedekah memupuk cinta kasih terhadap sesama. Serta membuat hidup lebih damai
Semoga kita menjadi insan yang gemar bersedekah agar bisa merasakan manfaat sedekah…

Terima kasih yaa Rabb, mudah-mudahan Engkau anugerahkan kepada kami dan saudara-saudara kami rezeki yang melimpah lagi berkah. Agar kami bisa kembali bersedekah (dengan lebih banyak) untuk saudara-saudara kami lainnya yang Engkau uji dengan kekurangan harta dan ketakutan. Ya Allah, sayangi dan kasihilah saudara-saudara kami di seluruh penjuru bumi dengan kuasa-Mu. Lindungi dan selamatkan mereka dari orang-orang yang dzalim lagi aniaya.

Ya Allah Dzat yang Maha Perkasa, kami beriman atas janji-janji-Mu. Dan semakin kuat atas keyakinan kami, bahwa iman, ukhuwah, dan rezeki di tangan hamba-Mu tak pernah Engkau sia-siakan. Engkau pasti bersama kami dengan keimanan kami, dan Engkau pasti menjadi Penolong kami dengan persaudaraan kami. Tak ada nilai yang kecil di sisi Engkau, ketika sedekah ini dibalut dengan keikhlasan dan cinta atas nama-Mu.* Manfaat sedekah.

manfaat bersabar dalam islam

1. Sabar Sebagai Penolong
Kesabaran bisa menjadi penolong yang akan menyelamatkan seseorang dari bahaya, baik bahaya dunia terlebih lagi bahaya akhirat. Contoh kecilnya misalnya di dalam berkendaraan.
Betapa pun ia terburu-buru, ia tetap mengemudikan kendaraannya dengan penuh kehati-hatian dan sesuai aturan. Saat lampu lalu lintas berwarna merah, ia pun berhenti dengan rela, saat di dalam kota, kendaraan pun diperlamban, tidak melebihi 40 atau 50 km/jam. Ia tetap menghargai hak-hak kendaraan lain yang ada di depan maupun di belakang, termasuk memberi kesempatan kepada pejalan kaki atau pengguna sepeda.
Jika kesabaran demikian yang dipraktikkan setiap pengendara kendaraan bermotor, maka Insya Allah ia akan selamat dari kecelakaan, ia selamat dari kejaran polisi karena tidak mengebut di dalam kota sampai melampaui batas kecepatan, dan orang lain pun akan selamat dari ulahnya kalau saja ia tidak sabar akibat terlalu cepat.
2. Pembawa Keberuntungan
Setiap manusia normal pasti menginginkan keberuntungan. Seorang yang sedang berdagang, ia menginginkan dapat memperoleh laba yang banyak dari dagangannya. Seorang siswa, pelajar atau mahasiswa, ia menginginkan keberuntungan dengan kelulusan dari studinya, baik keberuntungan dalam arti naik kelas, naik tingkat, atau lulus plus karena memperoleh nilai yang exelence.
Sebagaimana tersurat dalam firman Allah SWT berikut, "Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga dan bertakwalah kepada Allah, supaya kamu beruntung.” (QS Ali Imran [3]: 200).
Tak ada yang perlu diragukan dari janji Allah SWT, karena Allah tak pernah dan tak akan pernah mengingkari janji-Nya. Tak ada yang perlu dibimbangkan lagi dari keberuntungan bagi orang-orang beriman yang sabar dan bertakwa, keberuntungan itu pasti datang, pasti akan mereka terima, baik di dunia maupun di akhirat. Kalau tidak di dunia, pasti di akhirat, asal mereka benar-benar beriman dan benar-benar sabar.
3. Mendatangkan Keuntungan yang Besar
Orang berdagang, lalu untung, itu biasa. Tapi, kalau pedagang yang beruntung besar, nah ini pantas menjadi berita. Inilah yang dinyatakan Allah SWT dalam Al-Qur`an bahwa keuntungan yang besar akan dapat diraih oleh hamba-hamba-Nya yang sabar.
Sabar di dalam menjalankan perintah Allah SWT dan ajaran Rasulullah saw, meskipun keadaannya dalam kesulitan. Tetap kokoh dalam menjauhi semua yang dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya, serta tahan uji terhadap segala cobaan.
Allah SWT berfirman, "Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (QS Fushshilat [41]: 35).
Dengan demikian, bersabarlah. Niscaya kesabaran akan menjemput Anda ke tempat terbaik. Terbaik dalam peruntungan, hasil, dan tindakan. Sampai akhirnya Anda akan mereguk kenikmatan abadi di akhirat kelak.
Selanjutnya, bagaimanakah caranya bersabar? Apa saja sabar itu? Buku Dahsyatnya Sabar karya Ahad Hadi Yasin akan menjelaskannya kepada Anda. Seiring manfaat dan kepercayaan masyarakat terhadap buku terbitan QultumMedia ini, belum genap sebulan buku ini telah cetak ulang.
Semoga berkahnya juga terlimpah kepada Anda!

manfaat membaca al-qur'an

1. Dari tiap ayat Al Quran yang dibaca mengandung 10 kebaikan di dalamnya
2. Al Quran sebagai pedoman hidup manusia untuk menuntun kepada jalan kebaikan, kebenaran dan keselamatan
3. Al Quran sebagai penyejuk hati bagi siapa saja yang membacanya
4. Al Quran mampu memotivasi diri dan pemberi semangat
5. Al Quran sebagai sebuah peringatan besar dan teguran akan sifat dan perilaku manusia
6. Al Quran sebagai pelebur segala emosi dan amarah yang mampu mendamaikan dan memberi ketenangan yang tidak dapat dilukiskan atau digambarkan seperti halnya yang terjadi pada Sayyid Quthb Rahimakumullah
7. Al Quran sebagai sarana komunikasi diri dengan Allah SWT
8. Al Quran sebagai pengingat akan kebesaran Allah SWT
9. Dalam sebuah janjiNya, Allah SWT berjanji akan memberikan segala kebutuhan dan mencukupi segala kehidupan manusia di dunia dan di akhirat serta mengangkat derajat manusia meski di dunia hidup penuh dengan segala kekurangan
10. Al Quran akan menjadi pelindung diri bagi siapa saja yang membacanya dari tiap ayat yang dibacanya
11. Al Quran bagi siapa saja yang memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari akan semakin bertambah ilmunya
12. Siapa saja yang mempelajari dan memahami Al Quran bagaikan menyelami luasnya samudera kehidupan dan menikmati anugerah kehidupan yang dirasakannya serta mengambil segala hikmah dan manfaat dari Al Quran
13. Seseorang yang rajin membaca Al Quran memiliki jiwa yang sejuk, penuh dengan kesabaran, hati yang jernih, jiwa dan pikiran yang lapang, dan wajah yang bercahaya
14. Menjadikan seorang yang kreatif, penuh motivasi dan inovatif
15. Membuat manusia semakin dekat dengan Sang Maha Pencipta Dunia dengan segala isinya
16. Membuat seseorang menjadi bersyukur dengan segala nikmatNya
17. Terhindar dari segala kecemasan, kekhawatiran, rasa pesimis, kesedihan, selalu penuh dengan harapan dan kegembiraan
18. Selalu mendapat jalan kemudahan, kebaikan dan petunjuk serta mengingatkan diri dari hal-hal yang dilarangNya
19. Bagi seseorang yang membaca dan mengamalkannya, merasakan senantiasa dalam setiap langkahnya selalu dilindungi oleh Allah SWT
20. Sebagai pelebur dosa, yang mengingatkan manusia akan dosa-dosa dan mencegah dirinya kembali dalam dosa
21. Memperkuat keimanan, ketaqwaan dan penjagaan diri
22. Memudahkan segala rizki
23. Sebagai pintu keberkahan bagi siapa saja yang membacanya
24. Dijadikan sebagai manusia yang terbaik
Dari `Utsman bin `Affan, dari Nabi bersabda : “Sebaik-baik kalian yaitu orang yang mempelajari Al Qur`an dan mengajarkannya.” H.R. Bukhari.
25. Akan dikumpulkan bersama para Malaikat Allah
Dari `Aisyah Radhiyallahu `Anha berkata, Rasulullah bersabda : “Orang yang membaca Al Qur`an dan ia mahir dalam membacanya maka ia akan dikumpulkan bersama para Malaikat yang mulia lagi berbakti. Sedangkan orang yang membaca Al Qur`an dan ia masih terbata-bata dan merasa berat (belum fasih) dalam membacanya, maka ia akan mendapat dua ganjaran.” Muttafaqun `Alaihi (Keuntungan dan kebaikan).
26. Sebagai syafa`at dan penyelamat di Hari Kiamat
Dari Abu Umamah Al Bahili t berkata, saya telah mendengar Rasulullah bersabda : “Bacalah Al Qur`an !, maka sesungguhnya ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai syafaat bagi ahlinya (yaitu orang yang membaca, mempelajari dan mengamalkannya).” H.R. Muslim.
27. mendapatkan segala kenikmatan yang tiada batasnya
Dari Ibnu `Umar, dari Nabi bersabda : “Tidak boleh seorang menginginkan apa yang dimiliki orang lain kecuali dalam dua hal; (Pertama) seorang yang diberi oleh Allah kepandaian tentang Al Qur`an maka dia mengimplementasikan (melaksanakan)nya sepanjang hari dan malam. Dan seorang yang diberi oleh Allah kekayaan harta maka dia infaqkan sepanjang hari dan malam.” Muttafaqun `Alaihi.
28. Sebagai ladang pahala
Dari Abdullah bin Mas`ud t berkata, Rasulullah e : “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah (Al Qur`an) maka baginya satu kebaikan. Dan satu kebaikan akan dilipat gandakan dengan sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan “Alif lam mim” itu satu huruf, tetapi “Alif” itu satu huruf, “Lam” itu satu huruf dan “Mim” itu satu huruf.” H.R. At Tirmidzi dan berkata : “Hadits hasan shahih”.
29. Untuk Kedua orang tuanya mendapatkan mahkota dan kenikmatan surga
Dari Muadz bin Anas t, bahwa Rasulullah e bersabda : “Barangsiapa yang membaca Al Qur`an dan mengamalkan apa yang terdapat di dalamnya, Allah akan mengenakan mahkota kepada kedua orangtuanya pada Hari Kiamat kelak. (Dimana) cahayanya lebih terang dari pada cahaya matahari di dunia. Maka kamu tidak akan menduga bahwa ganjaran itu disebabkan dengan amalan yang seperti ini. ” H.R. Abu Daud.
30. Mendapatkan kenikmatan Syurga dan di penuhinya segala apa yang diinginkan
Mungkin ketika di dunia hidup dalam serba keterbatasan dan kekurangan, karena rajin membaca serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, menjadikannya sebagai pribadi yang tangguh, taat dan menjalankan perintah dan laranganNya. Niscaya akan mendapatkan kenikmatan luar biasa yang tidak pernah di dapat ketika di dunia.
Masih banyak manfaat dan keutamaan lainnya dari membaca Al Quran yang bila kita mengilhami dan terus mempelajarinya tak akan mampu menghitung berapa banyak manfaat dan anugerah serta nikmat yang telah diberikan-Nya.

indahnya kebersamaan dalam islam



Bicara tentang kebersamaan dalam Islam, saya kemudian teringat dua buah ayat yang dengan tegas menganjurkan kita untuk senantiasa menjaga kekuatan dan kebersamaan antar kita. Pertama, dimana Allah berfirman dalam Qs. Ali Imran ayat 103:


وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلا تَفَرَّقُوا وَاذْكُرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُمْ بِنِعْمَتِهِ إِخْوَانًا وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ

Artinya : “Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliah) bermusuh musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu daripadanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.“ (QS. Ali ‘Imran :103)

Lantas dilanjutkan kembali dalam Qs. Al An'am 153 yang berbunyi :

وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلا تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya :”dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa. (QS. Al An’am :153)

Kedua ayat itu sendiri sangat tegas betapa kunci dari kemenangan Islam tiada lain adalah kuatnya kebersamaan dan ukhuwah diantara kaum muslimin. Lantas kenapa kita harus menjaga kekuatan dan ukhuwah kita?

Hal itu tiada lain karena Rasulullah SAW pernah bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Daud. “Hampir saja umat-umat menyerang kalian dari segala penjuru, bagaikan rayap-rayap yang menyerang tempat makannya sediri” Lalu para sahabat bertanya, “Apakah jumlah kita waktu itu sedikit ya Rasulullah?”

“Tidak,” jawab Rasulullah, “Malahan pada waktu itu kalian berjumlah sangat banyak, tetapi kalian adalah buih bagaikan air bah. Sesungguhnya Allah SWT telah mencabut kewibawaan kalian dan pada waktu yang sama Allah menanamkan Wahn dalam hati kalian.” Para sahabat bertanya, “Apa Wahn itu ya wahai Rasulullah? Rasulullah menjawab, "Cinta dunia dan takut mati."



Hal yang digambarkan oleh Rasulullah kepada kita ratusan tahun silam ini jikalau kita kita amati dan rasakanmaka sungguh hal ini sama persis dengan keadaan yang menimpa umat Islam saat ini. Kaum muslim yang pada saat ini berjumlah lebih dari 1,4 Milyar orang yang tersebar dalam 50 negara seolah tidak berdaya dalam kancah kehidupan manusia. Persatuan yang telah dijalin berabad-abad silam, saat masa Rasulullah dan para sahabatnya serta Khulafahur Rasyidin, kini sekakan dihancurkan oleh umat Islam sendiri.

Gelombang kekerasan atas nama agama sekarang sudah seperti menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kaum muslimin. Umat Islam yang yang sudah terpola kedalam berbagai golongan mengklaim adalah golongan yang paling benar. Akibat klaim saling benar ini kemudian menjadi konflik, bahkan berakhir dengan pertumpahan darah.

Kita lihat di televisi bagaimana saat ini saudara kita yang berada di Palestina, Irak, Afganistan, Libanon dan masih banyak daerah lain yang dalam keadaan menderita. Jangankan untuk berdagang, bertani, bersekolah, untuk hidup-pun mereka harus berjuang. Bagaimana perasaan kita mendengar seorang anak umur 6 tahun wafat karena tembakan senjata canggih Israel, karna hanya melempar tank Israel dengan sebuah batu kecil. Atau bagaimana jiwa kita ketika mendengar seorang wanita muslim yang sedang hamil, diperkosa, kamudian tubuhnya dicabik-cabik oleh tentara Israel hanya karena ingin tahu jenis kelamin anak didalam perutnya.


Barangkali kita sering beranggapan bahwa itu sudah takdir dari Tuhan. Tuhan telah mentakdirkan kaum muslim di Palestina, di Afganistan, di Irak, di Libanon dan lainnya dalam kondisi seperti itu. Itu adalah pikiran picik kita, pikiran orang-orang yang egois dan hanya memahami islam secara dangkal. Tahukah kita bahwa takdir adalah ujung dari usaha manusia.

Mungkin kita kita disini yang mayoritas beragama Islam sudah lupa hadist nabi yang mengatakan bahwa kaum muslim itu ibarat sebuah tubuh. Apabila sakit salah satu bagian, maka bagian yang lain juga akan ikut merasakan sakit. Bayangkan ketika jempol kita tiba-tiba tersandung batu dan akhirnya berdarah. Secara refleks mulut akan mengaduh, kepala mungkin akan pening, tangan akan mencari kapas atau obat dan otak pun akan berpikir bagaimana supaya darah segera berhenti mengucur. Betapa indahnya kebersamaan yang seharusnya terjalin dalam islam, seperti kebersamaan dalam tubuh kita yang tanpa dikomando sekalipun sudah tahu harus melakukan apa.

Kebersamaan yang dimiki oleh umat islam diikat oleh sesuatu yang bernama aqidah. Sebuah ikatan yang sangat kuat, menembus batas suku bangsa, negara, bahasa, ras, kota, pulau,bahkan benua sekalipun. Sekali seseorang bersahadat dan ia tetap dalam sahadatnya itu, maka ia adalah saudara kita.

Contoh terbaik kebersamaan umat islam yang harus menjadi contoh tauladan kita adalah ketika zaman Rasulullah SAW dan para sahabat yakni kaum muhajirin dan anshor. Lihatlah bagaimana kuatnya ikatan antarumat islam di kala itu. Saking kuatnya ikatan ini, seakan-akan seperti saudara kandung sendiri.

Orang-orang anshor berlomba-lomba memberikan bantuan kepada kaum muhajirin yang datang dari Mekah. Dan mereka melakukannya dengan ikhlas semata-mata mengharap ridho Allah SWT. Itulah contoh terbaik sepanjang masa yang dapat kita tiru pada kehidupan kita saat ini.

Dan kalau kita mau merenung lebih dalam lagi, mengapa kondisi umat islam seperti ini? Disaat musuh-musuh Islam sedang gencar-gencarnya menyerang Islam dari berbagai sudut, kita sesama Islam saja masih berselisih.


Mengapa saat ini kita masih mempermasahkan antara yang memakai Qunut dengan yang tidak, masih mempermasalahkan antara menjaharkan pembacaan Bismillah dalam membaca Alfatihah pada shalat dengan yang tidak menjaharakan, jumlah rakaat Tarwih, tahlil? golongan Islam Hamas dan golongan Islam Fatah di Palestina saling berselisih? Mengapa terjadi perang sekte antara umat Islam di Iraq? mengapa kita begitu mudah mengkafirkan orang lain hanya karena permasalahan furuk berdasarkan ijtihad para alim ulama, sedangkan kita tahu seseorang dikatakan kafir atau sesat apabila akidahnya sudah melenceng dari Islam. Seperti mengakui mengakui ada Tuhan selain Allah, ada nabi selain nabi muhammad, Ritual ibadah yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Adaa apa dengan kebersamaan yang dimiliki oleh umat islam sekarang?

Umat islam saat ini mayoritas lebih sibuk dengan kelompoknya masing-masing. Lebih percaya dengan pemimpin kelompoknya yang terkadang ’secara tak sadar’ telah mengalahkan tingkat kepercayaannya kepada Rasulullah SAW. Hal ini menyebabkan apapun yang dikatakan oleh Sang Pemimpin, langsung dipegang teguh. Akibatnya ada kelompok yang menganggap orang islam di luar golongan mereka adalah kafir, kotor, najis, bahkan halal untuk dibunuh.

Kita tahu bahwa kebenaran hanya milik Allah SWT, bukan milik satu golongan. Bahkan para imam madzhab sendiri tidak pernah mengklaim bahwa diri (madzhab) merekalah yang paling benar.

Imam Abu Hanifah (Hanafi) pernah berkata: “Tidak halal bagi seseorang mengikuti perkataan kami bila ia tidak tahu darimana kami mengambil sumbernya”

Imam Malik (Maliki) juga pernah bekata: “Saya hanyalah seorang manusia, terkadang salah, terkadang benar. Oleh karena itu, telitilah pendapatku. Bila sesuai dengan Al-Quran dan sunnah, ambillah, dan bila tidak sesuai dengan Al-Quran dan sunnah, tinggalkanlah”

Imam Syafi’i, pun seperti itu, ia mengatakan “Bila kalian menemukan dalam kitabku sesuatu yang berlainan dengan hadits Rasulullah SAW, peganglah hadits Rasulullah SAW itu dan tinggalkanlah pendapatku itu”

Begitupun dengan Imam Ahmad bin Hambal (Hambali): “Janganlah engkau taqlid kepadaku atau kepada Malik, Syafi’i, Auza’i dan Tsauri, tetapi ambillah dari sumber mereka mengambil.”


Begitulah para imam madzhab menganjurkan untuk tidak merasa paling benar sendiri dan tidak taqlid kepada satu golongan, merekalah salafus shalih yang benar. Bahkan diantara imam madzhab terdapat perbedaan ijtihad dalam beberapa masalah furu’, mereka tidak saling membid’ahkan dan menyesatkan satu sama lain. Bahkan menganjurkan untuk menelaah dulu hujjah mereka dan jika ada hujjah yang lebih kuat (quwwatut dalil) silahkan diambil hujjah itu.

Di lain hal, jaminan Allah SWT terhadap hamba-Nya ahli syurga adalah kepada orang yang mukmin, tidak ada klasifikasi. Selama mukmin tersebut menjalankan semua perintah-Nya dan meninggalkan semua larangan-Nya, maka Allah SWT menjanjikan syurga bagi mukmin tersebut.

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan syurga untuk mereka.” (QS At-Taubah 111).

hakikat mencintai Rasulullah SAW

1. Kewajiban Cinta Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam
Hadits shahih di atas adalah dalil tentang wajibnya mencintai Nabi shallallaahu ;alaihi wasallam dengan kualitas cinta tertinggi. Yakni kecintaan yang benar-benar melekat di hati yang mengalahkan kecintaan kita terhadap apapun dan siapapun di dunia ini. Bahkan meskipun terhadap orang-orang yang paling dekat dengan kita, seperti anak-anak dan ibu bapak kita. Bahkan cinta Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam itu harus pula mengalahkan kecintaan kita terhadap diri kita sendiri.


Dalam Shahih al-Bukhari diriwayatkan, Umar bin Khathab radhiallahu anhu berkata kepada Nabi shallallaahu ;alaihi wasallam, “Sesungguhnya engkau wahai Rasulullah, adalah orang yang paling aku cintai daripada segala sesuatu selain diriku sendiri.” Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam bersabda, “Tidak, demi Dzat yang jiwaku ada di TanganNya, sehingga aku lebih engkau cintai dari dirimu sendiri”. Maka Umar radiyallaahu ‘anhu berkata kepada beliau, “Sekarang ini engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.” Maka Nabi shallallaahu ;alaihi wasallam bersabda, “Sekarang (telah sempurna kecintaanmu (imanmu) padaku) wahai Umar.”

Karena itu, barangsiapa yang kecintaannya kepada Nabi shallallaahu ;alaihi wasallam belum sampai pada tingkat ini, maka belumlah sempurna imannya, dan ia belum bisa merasakan manisnya iman hakiki, sebagaimana yang disabdakan Nabi shallallaahu ;alaihi wasallam, “Ada tiga perkara yang bila seseorang memilikinya, niscaya akan merasakan manisnya iman, Yaitu, kecintaannya pada Allah dan RasulNya lebih dari cintanya kepada selain keduanya...” (HR. al-Bukhari & Muslim)


2. Kenapa Cinta Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam ?
Tidak akan mencapai derajat kecintaan kepada Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam secara sempurna kecuali orang yang mengagungkan urusan din (agama)nya, yang keinginan utamanya adalah merealisasikan tujuan hidup, yakni beribadah kepada Allah Subhanahu waTa’ala. Dan selalu mengutamakan akhirat daripada dunia dan perhiasannya.


Cinta Rasul shallallaahu 'alaihi wasallam inilah dengan izin Allah menjadi sebab bagi kita mendapatkan hidayah (petunjuk) kepada agama yang lurus. Karena cinta Rasul pula, Allah menyelamatkan kita dari Neraka, serta dengan mengikuti beliau shallallaahu ;alaihi wasallam kita akan mendapatkan keselamatan dan kemenangan di akhirat.

Adapun cinta keluarga, isteri dan anak-anak, maka ini adalah jenis cinta duniawi. Sebab cinta itu lahir karena mereka memperoleh kasih sayang dan manfaat materi. Cinta itu akan sirna dengan sendirinya saat datangnya Hari Kiamat. Yakni hari di mana setiap orang berlari dari saudara, ibu, bapak, isteri dan anak-anaknya karena sibuk dengan urusannya sendiri. Dan barangsiapa lebih mengagungkan cinta dan hawa nafsunya kepada isteri, anak-anak dan harta benda duniawi, maka cintanya ini akan bisa mengalahkan kecintaannya kepada para ahli agama, utamanya Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam .


3. Tanda-tanda Cinta Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam
Cinta Nabi shallallaahu ;alaihi wasallam tidaklah berupa kecenderungan sentimentil dan romantisme pada saat-saat khusus, misalnya dengan peringatan-peri-ngatan tertentu. Cinta itu haruslah benar-benar murni dari lubuk hati seorang mukmin dan senantiasa terpatri di hati. Sebab dengan cinta itulah hatinya menjadi hidup, melahirkan amal shalih dan menahan dirinya dari kejahatan dan dosa.


Adapun tanda-tanda cinta sejati kepada Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam adalah:

a. Mentaati beliau shallallaahu ;alaihi wasallam dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya. Pecinta sejati Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam manakala mendengar beliau shallallaahu ;alaihi wasallam memerintahkan sesuatu akan segera menunaikannya. Ia tak akan meninggalkannya, meskipun itu bertentangan dengan keinginan dan hawa nafsunya. Ia juga tidak akan mendahulukan ketaatannya kepada isteri, anak, orang tua atau adat kaumnya. Sebab kecintaannya kepada Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam lebih dari segala-galanya. Dan memang, pecinta sejati akan patuh kepada yang dicintainya.


Adapun orang yang dengan mudahnya menyalahi dan meninggalkan perintah-perintah Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam serta menerjang berbagai kemungkaran, maka pada dasarnya dia jauh lebih mencintai dirinya sendiri. Sehingga kita saksikan dengan mudahnya ia meninggalkan shalat lima waktu, padahal Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam sangat mengagungkan perkara shalat, hingga ia diwasiatkan pada detik-detik akhir sakaratul mautnya. Dan orang jenis ini, akan dengan ringan pula melakukan berbagai larangan agama lainnya. Na’udzubillah min dzalik.

b. Menolong dan mengagungkan beliau shallallaahu ;alaihi wasallam . Dan ini telah dilakukan oleh para sahabat sesudah beliau wafat. Yakni dengan mensosialisasikan, menyebarkan dan mengagungkan sunnah-sunnahnya di tengah-tengah kehidupan umat manusia, betapapun tantangan dan resiko yang dihadapinya.

c. Tidak menerima sesuatupun perintah dan larangan kecuali melalui beliau shallallaahu ;alaihi wasallam, rela dengan apa yang beliau tetapkan, serta tidak merasa sempit dada dengan sesuatu pun dari sunnahnya . Adapun selain beliau, hingga para ulama dan shalihin, maka mereka adalah pengikut Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam .Tidak seorang pun dari mereka boleh diterima perintah atau larangannya kecuali berdasarkan apa yang datang dari Nabi shallallaahu ;alaihi wasallam.

d. Mengikuti beliau shallallaahu ;alaihi wasallam dalam segala halnya. Dalam hal shalat, wudhu, makan, tidur dan sebagainya. Juga berakhlak dengan akhlak beliau shallallaahu ;alaihi wasallam dalam kasih sayangnya, rendah hatinya, kedermawanannya, kesabaran dan zuhudnya dsb.

e. Memperbanyak mengingat dan shalawat atas beliau shallallaahu ;alaihi wasallam . Mengharapkan bisa mimpi melihat beliau, betapapun harga yang harus dibayar. Dalam hal shalawat Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa bershalawat atasku sekali, niscaya Allah bershalawat atasnya sepuluh kali.” (HR. Muslim).


Adapun bentuk shalawat atas Nabi shallallaahu ;alaihi wasallam adalah sebagaimana yang beliau ajarkan. Salah seorang sahabat bertanya tentang bentuk shalawat tersebut, beliau menjawab, “Ucapkanlah”,


اللهم صل على محمد وعلى آل محمد


(“Ya Allah, bershalawatlah atas Muhammad dan keluarga Muhammad”).(HR. al-Bukhari & Muslim).

f. Mencintai orang-orang yang dicintai Nabi shallallaahu ;alaihi wasallam. Seperti Abu Bakar, Umar, Aisyah, Ali radiyallaahu ‘anhum dan segenap orang-orang yang disebutkan hadits bahwa beliau shallallaahu ;alaihi wasallam mencintai mereka. Kita harus mencintai orang yang dicintai beliau dan membenci orang yang dibenci beliau shallallaahu ;alaihi wasallam . Lebih dari itu, hendaknya kita mencintai segala sesuatu yang dicintai Nabi, termasuk ucapan, perbuatan dan sesuatu lainnya.


4. Bagaimana Agar Mencintai Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam ?

a. Hendaknya kita ingat bahwa Rasulullah shallallaahu ;alaihi wasallam adalah orang yang paling baik dan paling berjasa kepada kita, bahkan hingga dari orang tua kita sendiri. Beliau lah yang mengeluarkan kita dari kegelapan kepada cahaya, yang menyampaikan agama dan kebaikan kepada kita, yang memperingatkan kita dari kemungkaran. Dan kalau bukan karena rahmat Allah Subhanahu waTa’ala yang mengutus beliau shallallaahu ;alaihi wasallam, tentu kita telah tenggelam dalam kesesatan.

b. Renungkanlah perjalanan hidup Rasul shallallaahu ;alaihi wasallam, jihad dan kesabarannya serta apa yang beliau korbankan demi tegaknya agama ini, dalam menyebarkan tauhid serta memadamkan syirik, sungguh suatu upaya yang tidak bisa dijangkau oleh siapapun.

c. Renungkanlah keagungan akhlak Rasulullah shallallaahu ;alaihi wasallam, sifat dan sikapnya yang sempurna, rendah hati kepada kaum mukminin dan keras terhadap orang-orang munafik dan musyrikin, pemberani, dermawan dan penyayang. Cukuplah sanjungan Allah Subhanahu waTa’ala atas beliau shallallaahu ;alaihi wasallam, artinya, “Dan sungguh engkau memiliki akhlak yang agung.” (QS.

d. Mengetahui kedudukan beliau shallallaahu ;alaihi wasallam di sisi Allah Ta’ala. Beliau shallallaahu ;alaihi wasallam adalah orang yang paling mulia di antara segenap umat manusia, penutup para Nabi, yang diistimewakan pada hari Kiamat atas segenap Nabi untuk memberikan syafa’at uzhma (agung), yang memiliki maqam mahmud (kedudukan terpuji), orang yang pertama kali membuka pintu Surga serta berbagai keutamaan beliau lainnya. (Redaksi al-Sofwa)

HADITS NABAWI

*“Janganlah kamu mengkultuskanku sebagaimana orang-orang nashrani mengkultuskan putra maryam, sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba Allah, maka katakanlah (kepadaku), ‘Hamba Allah dan RasulNya’.” (HR. al-Bukhari).

* “Kalau boleh aku menyuruh seseorang sujud kepada orang lain, niscaya aku menyuruh seorang istri sujud kepada suaminya”. (HR. Ibnu Majah, dan dishahihkan oleh al-Albani).

cara mendekatkan diri dengan ALLAH SWT

1. Sholat wajib tepat waktu, selalu berdoa dan berdzikir kepada Allah
Dengan sholat, berdo'a dan dzikir kepada Allah, Inya Allah hati menjadi tenang, damai dan makin dekat dengan-Nya

2. Sholat tahajud. Dengan sholat tahajud Insya Allah cenderung mendapatkan perasaan tenang. Hal ini dimungkinkan karena di tengah kesunyian malam didapatkan kondisi keheningan dan ketenangan suasana,yang tentu saja semua itu hanya dapat terjadi atas izin-Nya. Pada malam hari, diri ini tidak lagi disibukkan dengan urusan pekerjaan ataupun urusan-urusan duniawi lainnya sehingga dapat lebih khusyu saat menghadap kepada-Nya.

3. Mengingat kematian yang dapat datang setiap saat. Kematian sebenarnya sangat dekat, lebih dekat dari urat leher kita. Dan dapat secepat kilat menjemput.

4.Membayangkan tidur di dalam kubur.Membayangkan tidur dalam kuburan yang sempit , gelap dan sunyi saat kita mati nanti. Semoga amal ibadah kita selama di dunia ini dapat menemani kita di alam kubur nanti.

5.Membayangkan kedahsyatan siksa neraka.Azab Allah sangat pedih bagi yang tidak menjauhi larangan-Nya dan tidak mengikuti perintah-Nya. Ya Allah jauhkanlah kami dari siksa neraka-Mu, karena kami sangat takut akan siksa neraka-Mu.Ya Allah bimbinglah kami agar dapat memanfaatkan sisa hidup kami untuk selalu dijalan-Mu.……

6.Membayangkan surga-Nya.Kesenangan duniawi hanya bersifat sementara, sangat singkat dibanding dengan kenikmatan di akhirat yang tidak dibatasi waktu.Semoga kita dapat selalu mengikuti perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya dan Insya Allah diizinkan untuk meraih Surga-Nya. Amin…..

7. Mengikuti tausyiah atau mengikuti pengajian secara rutin seminggu satu kali (minimal), dua kali atau lebih. Insya Allah... dengan mendengar tausyiah atau mengikuti pengajian, akan meningkatkan keimanan karena selalu diingatkan kembali utk selalu dekat kpd Allah SWT. Perlu dicatat, dikarenakan iman bisa turun atau naik, maka harus dijaga agar iman tetap stabil pada keadaan tinggi/ kuat dengan mengikuti tausyiah, pengajian dsb.

Begitu juga  Bergaul dengan orang-orang sholeh. Seperti sudah dijelaskan di atas bahwa tingkat keimanan kita bisa turun atau naik, untuk itu perlu dijaga agar tingkat keimanan kita tetap tinggi. Berada pada lingkungan kondusif dimana orang-orangnya dekat dengan Allah SWT, Insya Allah juga akan membawa kita untuk makin dekat kepada-Nya.

8. Membaca Al Qur'an dan maknanya (arti dari setiap ayat yang dibaca)
Insya Allah dengan membaca Al Qur'an dan maknanya, akan menjadikan kita makin dekat dengan-Nya.

9. Menambah pengetahuan keislaman dengan berbagai cara, antara lain dengan : membaca buku, membaca di internet (tentang pengetahuan Islam, artikel Islam, tausyiah dsb), melihat video Islami yang dapat meningkatkan keimanan kita.

10. Merasakan kebesaran Allah SWT, atas semua ciptaan-Nya seperti Alam Semesta (jagad raya yang tidak berbatas) beserta semua isinya.

11. Merenung atas semua kejadian alam yang terjadi di sekeliling kita (tsunami, gunung meletus, gempa dsb). Dimana semua itu mungkin berupa ujian keimanan, peringatan, atau teguran bagi kita agar kita selalu ingat kepada-Nya/ mengikuti perintah-Nya. Bukan makin tersesat ke perbuatan maksiat atau perbuatan lain yang dilarang oleh-Nya. Ya Allah kami mohon bimbingan-Mu agar kami dapat selalu introspeksi atas semua kesalahan yang kami perbuat, meninggalkan larangan-Mu dan kembali ke jalan-Mu ya Allah.

12. Mensyukuri begitu besar nikmat yang sudah diberikan oleh Allah SWT. Jangan selalu melihat ke atas, lihatlah orang lain yang lebih susah. Begitu banyak nikmat yang diberikan oleh-Nya.Saat ini kita masih bisa bernafas, masih bisa makan, bisa minum, masih mempunyai keluarga, masih mempunyai apa yang kita miliki saat ini,masih mempunyai panca indera mata, hidung, telinga dan...masih bisa bernafas (masih diberi kesempatan hidup). Masih pantaskah kita tidak bersyukur dan tidak berterimakasih pada-Nya.

doa yang dikabulkan

Doa yang Dikabulkan - Membaca doa, atau pun bacaan dzikir yang lain merupakan suatu amal yang sangat utama dan mulia. Rasulullah Saw bersabda: "Tidak ada satu pun yang mulia di sisi Allah selain doa". Dengan berdoa seorang hamba menunjukkan kekurangan serta kelemahan dirinya di hadapan Sang Pencipta. Hanya orang-orang yang sombong dan congkak sajalah yang tidak mau berdoa. Sebagaimana Allah SWT telah memberitahukan melalui firman-Nya: "Berdoalah kepada-Ku niscaya akan Aku kabulkan permohonanmu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina-dina" (QS Al-Mu'min, 40: 60)

Rasulullah Saw bersabda: "Barangsiapa yang tidak berdo'a kepada Allah maka Allah akan murka kepadanya" (HR Tirmidzi). Untuk mewujudkan dan mencapai hajat kita, berdoa saja tidaklah cukup. Melainkan harus diimbangi dengan ikhtiar. Berdo'a tanpa dibarengi dengan ikhtiar adalah salah besar, begitu pun ikhtiar tanpa dibarengi dengan do'a adalah keliru. Banyak kisah yang dapat menjadi ibrah (pelajaran) di masa lalu. Misalkan kisah Qarun yang kaya raya, akan tetapi dia sombong karena beranggapan bahwa kekayaan yang di perolehnya itu adalah hasil dari usahanya semata. Dengan kesombongannya ditenggelamkan oleh Allah ke bumi.

Sebab-sebab tertolaknya doa

Menurut Ibrahim bin Adham, ulama sufi yang terkenal sangat alim dan ucapannya senantiasa mengandung mutiara hikmat, ada 10 sebab tertolaknya doa:

  1. Kamu akui mengenal Allah, namun hak-hak-Nya tidak kamu penuhi. Setiap nikmat yang diberikan kepadamu, kamu tidak mau mensyukurinya bahkan kamu ingkari adanya dan kamu lupakan Dia.
  2. Kamu baca Al-Qur'an berulang kali, namun isi yang terkandung di dalamnya tidak di amalkan. Al-qur'an hanya untuk bacaan belaka dibuat hiasan di rumah atau hanya sekedar untuk dilombakan kemerduan lagunya. Tetapi isinya tidak dipelajari untuk ditetapkan di dalam kehidupannya.
  3. Kamu akui cinta Rasulullah Saw namun nasehatnya tidak kamu jalankan. Beliau seringkali menunjukkan jalan yang lurus dan ajaran yang sesat, tetapi kebanyakan mereka menempuh jalan yang sesat.
  4. Kamu akui syetan itu adalah musuh manusia yang nyata, namun kamu telah patuh kepadanya. Manusia seringkali memperturutkan kehendak hawa nafsunya. Padahal yang demikian itu sama halnya memperturutkan perilaku syetan.
  5. Kamu seringkali berdoa mohon dihindarkan dari siksa api neraka, namun kau jerumuskan dirimu kedalamnya dengan banyak berbuat dosa dan maksiat. Manusia yang menginginkan dirinya terhindar dari siksa neraka, maka hendaklah ia menjauhi perbuatan dosa. Sebab bila ia menjalani perbuatan dosa, maka sama halnya mencampakkan dirinya ke dalam neraka.
  6. Kamu seringkali berdoa mohon supaya bisa masuk surga, namun kamu tidak mau beramal baik untuk-Nya. Semua manusia tentunya ingin hidup senang di surga tetapi kebanyakan mereka enggan dan berat hari untuk berbuat baik.
  7. Kamu percayai kematian itu pasti datang, namun kamu tidak mau mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian. Semua manusia telah menyadari bahwa hidup di akhirat itu kekal, akan tetapi mereka seringkali lupa akan hal itu sehingga dengan mudahnya berbuat dosa.
  8. Kamu seringkali sibuk mengurusi aib orang lain, namun aibmu sendiri kamu lupakan. Kebanyakan manusia itu tidak mengakui bahwa dirinya banyak berlumuran dosa yang pada gilirannya mereka tidak mengakui kesalahannya di hadapan Allah. Maka bagaimana mungkin mau bertaubat kepada-Nya?
  9. Kamu makan rizki dari pemberian Allah, namun kamu tidak mau mnsyukuri pemberian Allah itu. Kebanyakan manusia bila mendapatkan nikmat dari Allah mereka lupa daratan dan kadangkala bisa jadi sombong. Padahal ia harus mensyukuri atas pemberian Allah itu.
  10. Kamu kuburkan orang yang meninggal dunia, namun kamu tidak mau mengambil pelajaran dari peristiwa itu. Sebenarnya manusia bila mengantarkan jenazah ke kuburan, bisa mengambil pelajaran dari peristiwa itu bahwa hari ini aku yang mengantarkan, tetapi besok aku yang diantarkan. Dari itu kita akan senantiasa mempersiapkan diri untuk menghadapi kematian dengan memperbanyak amal kebijakan.

Nah kita sebagai orang mukmin bisa mengambil pelajaran dari ini semua. Bahwa apa yang kita tanam maka akan kita petik pula nantinya. Jadi berbuatlah sebaik mungkin dengan ridha Allah dan hindari kebiasaan buruk yang dibenci Allah. InsyaAllah jika kita melakukan dengan tenang hati ikhlas kepada Allah dan selalu berdoa niscaya apa yang kita doa kan akan kita petik nanti di dunia maupun di akhirat nanti.

keluarga harmonis dalam islam

Keluarga Harmonis Dalam Islam - Keluarga harmonis dalam bahasa tasawuf disebut dengan keluarga sakinah. Keluarga ini harus dilandasi cinta kasih atau kasih sayang, mawaddah, rahmah, dan ilmu (QS. Ar-Rum [30]: 21). Pembentukan keluarga itu didahului dengan perkawinan. Dalam agama Islam perkawinan (nikah) adalah salah satu bentuk upacara ibadah, yang diikat dengan perjanjian luhur (mitsaq ghalizh). Dalam perjanjian ini terkadang aspek: theologis, yakni nikah adalah ibadah, sedang aspek hukum bahwa perkawinan harus sesuai dengan ketentuan agama dan mengikuti aturan perundang-undangan yang berlaku, yakni Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 dan aspek mu'amalah (tata hubungan dalam masyarakat), perkawinan harus di publikasikan, tidak secara diam-diam (sirri), dalam arti tidak dicatat di Kantor Urusan Agama (KUA) setempat. Karena hal ini akan menimbulkan suatu permasalahan yang tidak diinginkan di kemudian hari, baik terhadap status istri maupun anak yang dilahirkan akibat dari perkawinan tersebut.

"...di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir." (QS. Ar-Rum [30]: 21)

Dalam ayat tersebut secara ekspilisit dijelaskan bahwa tujuan perkawinan ialah tercapainya hidup sakinah, hidup harmonis, bahagia, dan sejahtera. Hidup yang demikian secara mutlak harus dilandasi mawaddah dan rahmah, cinta dan kasih sayang secara timbal balik, serta ilmu dan keterampilan dalam membina rumah tangga.

Dalam rumah tangga, hubungan suami istri adalah keterpasangan dalam satu diri, sebagai kesatuan diri dari segi spiritual, yang dalam bahasa Al-Qur'an diistilahkan dengan min anfusikum. Setara di sini bukan berarti seragam. Mereka tidak saling mendominasi. Masing-masing diperbolehkan aktualisasi diri. Setara dalam ranjang, pengasuhan anak-anak dan dalam nikah, talak dan rujuk. Keduanya saling asah, asih, dan asuh.

Hubungan dalam keluarga

Jasmani manusia ibarat satu bangunan yang utuh. Jika salah satu anggota tubuh disakiti, maka sakitlah seluruh tubuh. Demikian juga halnya dengan keluarga. Satu orang sakit, yang lain pun ikut merasa sakit. Dalam satu keluarga diharapkan saling menjaga amanah, saling mengerti, dan saling mengisi. Suasana keluarga yang demikian akan menjamin diminimalkan konflik, sehingga bisa menerima hal-hal yang tidak terduga sebelumnya.

Agar supaya terjaga hal-hal yang tidak diinginkan, maka di usahakan saling terbuka, tidak ada sesuatu yang disembunyikan, mau mematuhi semua aturan dalam keluarga, dan mau mengatasi konflik, namun harus berikhtiar sambil berdoa, memohon kepada Allah SWT. Kemudian istiqamah menjaga hubungan yang harmonis.

ciri-ciri lelaki soleh

KRITERIA-KRITERIA LELAKI SOLEH SEPERTI YANG DIMAKSUDKAN OLEH AL QURAN DAN AL HADIST
1. Senantiasa taat kepada Allah swt dan Rasullulah S.A.W.
2. Jihad Fisabilillah adalah maklumat dan program hidupnya.
3. Mati syahid adalah cita cita hidup yang tertinggi.
4. Sabar dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah swt.
5. Ikhlas dalam beramal.
6. Kampung akhirat menjadi tujuan utama hidupnya.
7. Sangat takut kepada ujian Allah swt. dan ancamannya.
8. Selalu memohon ampun atas segala dosa-dosanya.
9. Zuhud dengan dunia tetapi tidak meninggalkannya.
10. Solat malam menjadi kebiasaannya.
11. Tawakal penuh kepada Allah ta'ala dan tidak mengeluh kecuali kepada Allah swt
12. Selalu berinfaq dalam keadaan lapang maupun sempit.
13. Menerapkan nilai kasih sayang sesama mukmin dan ukhwah diantara mereka.
14. Sangat kuat amar maaruf dan nahi munkarnya.
15. Sangat kuat memegang amanah, janji dan rahasia.
16. Pemaaf dan lapang dada dalam menghadapi kebodohan manusia, senantiasa saling koreksi sesama ikhwan dan tawadhu penuh kepada Allah swt.
17. Kasih sayang dan penuh pengertian kepada keluarga.


1. MENCARI NAFKAH
Tugas mencari nafkah diberatkan kepada kaum lelaki kerana kelebihan dalam penciptaannya yang berupa kekuatan fisik dan akal fikirannya. Oleh itu lelaki mampu untuk bekerja keras untuk mencari nafkah, memberi perlindungan dan pertahanan kehidupannya terutama kepada keluarga, agama, bangsa dan agamanya. Inilah sebabnya lelaki diangkat menjadi pemimpin bagi kaum wanita.

Oleh karena itu, seorang lelaki muslim, lelaki dan suami yang soleh, tidak akan melalaikan tugas ini. Ia wajib bekerja menurut kemampuannya. Dalam melaksanakan tugas ini, dia haruslah MELURUSKAN NIATnya yaitu ikhlas untuk mencari keredhaan Allah swt. Dia tidak akan merasa MALU untuk melakukannya sebaliknya gembira dan berbangga terhadap pekerjaannya apalagi dalam perkara yang halal.

Lelaki soleh tidak akan lupa dengan hari akhirat tetapi menjadikannya sebagai tujuan yang utama. dia bekerja didunia untuk mencari keuntungan di akhirat, bukannya mengejar keduniaan semata-mata. Dengan cara ini, usahanya akan senantiasa berhasil dan berjaya didunia dan akhirat.

Seperti kata ulama Salaf yang bermaksud; “Wahai anak Adam! Juallah duniamu dengan akhirat, maka engkau akan UNTUNG semuanya, tetapi jangan engkau jual akhirat dengan dunia, maka engkau akan RUGI semuanya.”“Bagi orang orang yang telah mengerjakan kewajiban agamanya dengan baik, kemudian terasa penat dan letih pada malamnya, sehingga tidak dapat mengerjakan amalan amalan sunnah, maka Allah dan RasulNya memberikan jaminan dengan ampunan sepanjang malam yang dilaluinya dengan tidur yang nyenyak”.Inilah antara ganjaran yang akan dikurniakan kepada lelaki soleh yang mencari nafkah dengan bersungguh-sungguh. Terdapat dua cara orang berusaha mencari nafkah seperti yang dianjurkan oleh ISLAM.
*Pertama: Hendaklah ia tidak melalaikan tugasnya terhadap Allah swt.dan janganlah ia meninggalkan nilai-nilai yang LUHUR.
*Kedua : Hendaklah dilakukan dengan cara yang halal, bersih dan tidak membawa apa apa kemudaratan kepada orang lain dan tidak pula bertentangan dengan peraturan-peraturan umum.

Antara cara-cara pencarian harta yang diharamkan oleh Islam ialah:
1. Riba,
2. Penimbunan barang barang yang menjadi hajat orang ramai,
3. Perjudian dan perdagangan minuman keras,
4. Berlaku penipuan dalam penimbangan dan penukaran barang,
5. Mencuri
6. Memakan harta orang lain dengan cara yang bathil seperti yang diterangkan dalam QS.An Nisa 4, ayat 29.


2. BERJIHAD FIISABILILLAH
Jihad merupakan amal yang paling utama dan puncak ketinggian Islam. Tidak ada satu pun amalan soleh yang dapat menandingi Jihad. Orang soleh tidak sedikit pun merasa gentar dan takut apabila berjuang menegakkan agama Allah sebaliknya sentiasa tersenyum bangga menjadi seorang Pegawai Allah dengan gelaran paling indah iaitu MUJAHIDIN.


3. MELINDUNGI DAN MEMBELA KAUM YANG LEMAH DAN TERTINDAS
Sememangnya sejak akhir-akhir ini golongan kafir senantiasa mencari peluang untuk menindas dan menakluki negara-negara serta umat- umat Islam. Orang orang yang soleh haruslah peka dan bersedia untuk bertindak balas supaya umat-umat Islam tidak akan ditindas dengan sewenang-wenangnya oleh golongan tersebut.

” Wahai lelaki soleh…!! tugas dan tanggungjawabmu bukanlah ringan, bayangkan langit dan gunung tidak mampu membawanya. Kamu sajalah yang akan tampil dan mampu menyelesaikan persoalan besar ini. Orang orang yang lemah dan sedang tertindas senANtiasa menanti kehadiranmu. Mereka berdoa agar kamu segera tiba untuk menjadi pembela dan penolong bagi mereka.”

Inilah laungan yang senantiasa terdengar dari golongan yang tertindas dan mengharapkan bantuan. Oleh itu lelaki yang soleh haruslah memainkan peranannya sebagai pembela agama secara langsung ataupun tidak langsung demi untuk mengekalkan kedaulatan agama Islam


4. MEMIMPIN & MENDIDIK ISTRI
Mengajar dan membimbing dengan cara yang baik sehingga isteri isteri yang tidak solehah menyedari akan kesilapannya dan menukar cara hidupnya menjadi isteri solehah.

Menangani isteri dengan bijaksana sehingga dia menyedari hakikat yang sebenarnya dan bersedia mengubahnya.
Demikianlah cara cara yang telah digariskan oleh Islam untuk mengatasi masaalah ketidak sesuaian suami isteri dalam kehidupan rumah tangga. Apabila menghadapi sebarang kesulitan, lelaki soleh tidak akan cepat melatah dan bertindak menurut nafsu dan perasaan semata-mata tanpa mengambil kira perasaan orang lain. Lelaki soleh akan bertindak dengan cara yang lebih efisien dan bijaksana dan senantiasa memohon petunjuk dari Allah swt. Dengan ini kebahagiaan rumahtangga akan dapat dikekalkan buat selama lamanya. Berlaku baik terhadap isteri, suami yang soleh akan sentiasa menjaga kebajikan keluarganya terutama isterinya. Ia senantiasa menjaga hati dan perasaan pasangannya dan sentiasa menggembirakan isterinya. Mereka juga akan bertanggungjawab dalam menguruskan urusan rumahtangga, dan bekerjasama dengan isterinya.
Sabda Rasulullah: “Orang yang terbaik diantara kamu adalah orang yang terbaik terhadap isterinya, dan aku adalah orang yang terbaik diantara kamu terhadap isteriku.” ( HR Ibnu Majah )

Tauladan Rasulullah dalam kehidupan berkeluarga:Keadaan beliau sebagai suami dan ayah. Kebiasaan beliau di tengah kehidupan bekeluarga. Cinta kasih beliau terhadap isteri dan anak.

Begitulah Ciri-Ciri Lelaki sholeh yang dimaksud dalam Al Qur'an dan Hadist.

ciri-ciri wanita solehah menurut al-quran

1. Penuh kasih sayang, selalu kembali kepada suaminya dan mencari maafnya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :




أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِنِسَائِكُمْ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ؟ اَلْوَدُوْدُ الْوَلُوْدُ الْعَؤُوْدُ عَلَى زَوْجِهَا، الَّتِى إِذَا غَضِبَ جَاءَتْ حَتَّى تَضَعَ يَدَهَا فِي يَدِ زَوْجِهَا، وَتَقُوْلُ: لاَ أَذُوقُ غَضْمًا حَتَّى تَرْضَى




"Maukah aku beritahukan kepada kalian, istri-istri kalian yang menjadi penghuni surga yaitu istri yang penuh kasih sayang, banyak anak, selalu kembali kepada suaminya. Di mana jika suaminya marah, dia mendatangi suaminya dan meletakkan tangannya pada tangan suaminya seraya berkata: "Aku tak dapat tidur sebelum engkau ridha." (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa no. 257.)

2. Melayani suaminya (berkhidmat kepada suami) seperti menyiapkan makan minumnya, tempat tidur, pakaian, dan yang semacamnya.

3. Menjaga rahasia-rahasia suami, lebih-lebih yang berkenaan dengan hubungan intim antara dia dan suaminya. Asma' bintu Yazid radhiallahu 'anha menceritakan dia pernah berada di sisi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ketika itu kaum lelaki dan wanita sedang duduk. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya: "Barangkali ada seorang suami yang menceritakan apa yang diperbuatnya dengan istrinya (saat berhubungan intim), dan barangkali ada seorang istri yang mengabarkan apa yang diperbuatnya bersama suaminya?" Maka mereka semua diam tidak ada yang menjawab. Aku (Asma) pun menjawab: "Demi Allah! Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka (para istri) benar-benar melakukannya, demikian pula mereka (para suami)." Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:




فَلاَ تَفْعَلُوا، فَإِنَّمَا ذَلِكَ مِثْلُ الشَّيْطَانِ لَقِيَ شَيْطَانَةً فِي طَرِيْقٍ فَغَشِيَهَا وَالنَّاسُ يَنْظُرُوْنَ




"Jangan lagi kalian lakukan, karena yang demikian itu seperti syaithan jantan yang bertemu dengan syaitan betina di jalan, kemudian digaulinya sementara manusia menontonnya." (HR. Ahmad 6/456,) 

4. Selalu berpenampilan yang bagus dan menarik di hadapan suaminya sehingga bila suaminya memandang akan menyenangkannya. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَلاَ أُخْبِرَكَ بِخَيْرِ مَا يَكْنِزُ الْمَرْءُ، اَلْمَرْأَةُ الصَّالِحَةُ، إِذَا نَظَرَ إِلَيْهَا سَرَّتْهَ وَإِذَا أَمَرَهَا أَطَاعَتْهَ وَإِذَا غَابَ عَنْهَا حَفِظَتْهَ

"Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaan seorang lelaki, yaitu istri shalihah yang bila dipandang akan menyenangkannya, bila diperintah akan mentaatinya dan bila ia pergi si istri ini akan menjaga dirinya". (HR. Abu Dawud no. 1417.)
5. Ketika suaminya sedang berada di rumah (tidak bepergian/ safar), ia tidak menyibukkan dirinya dengan melakukan ibadah sunnah yang dapat menghalangi suaminya untuk istimta' (bernikmat-nikmat) dengannya seperti puasa, terkecuali bila suaminya mengizinkan. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لاَ يَحِلُّ لِلْمَرْأَةِ أَنْ تَصُومَ وَزَوْجُهَا شَاهِدٌ إِلاَّ بِإِذْنِهِ
"Tidak halal bagi seorang istri berpuasa (sunnah) sementara suaminya ada (tidak sedang bepergian) kecuali dengan izinnya". (HR. Al-Bukhari no. 5195 dan Muslim no. 1026)
6. Pandai mensyukuri pemberian dan kebaikan suami, tidak melupakan kebaikannya, karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda: "Diperlihatkan neraka kepadaku, ternyata aku dapati kebanyakan penghuninya adalah kaum wanita yang kufur." Ada yang bertanya kepada beliau: "Apakah mereka kufur kepada Allah?" Beliau menjawab: "Mereka mengkufuri suami dan mengkufuri (tidak mensyukuri) kebaikannya. Seandainya salah seorang dari kalian berbuat baik kepada seorang di antara mereka (istri) setahun penuh, kemudian dia melihat darimu sesuatu (yang tidak berkenan baginya) niscaya dia berkata: "Aku tidak pernah melihat darimu kebaikan sama sekali." (HR. Al-Bukhari no. 29 dan Muslim no. 907)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah bersabda:
لاَ يَنْظُرُ اللهُ إِلَى امْرَأَةٍ لاَ تَشْكُرُ لِزَوْجِهَا وَهِيَ لاَ تَسْتَغْنِي عَنْهُ
"Allah tidak akan melihat kepada seorang istri yang tidak bersyukur kepada suaminya padahal dia membutuhkannya." (HR. An-Nasai dalam Isyratun Nisa.)


Selasa, 04 Juni 2013

19 KEISTIMEWAAN WANITA MENURUT HADIST




1. Doa wanita itu lebih makbul daripada lelaki karena sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah SAW akan hal tersebut, jawab baginda, "Ibu lebih penyayang daripada bapak dan doa orang yang penyayang tidak akan sia-sia."

2. Wanita yang salehah (baik) itu lebih baik daripada 1000 lelaki yang saleh.

3. Barangsiapa yang menggembirakan anak perempuannya, derajatnya seumpama orang yang senantiasa
menangis karena takut akan Allah. Dan orang yang takut akan Allah SWT akan diharamkan api neraka
ke atas tubuhnya.

4. Wanita yang tinggal bersama anak-anaknya akan tinggal bersama aku (Rasulullah saw didalam surga).

5. Barangsiapa membawa hadiah (barang makanan dari pasar ke rumah lalu diberikan kepada keluarganya) maka pahalanya seperti melakukan amalan bersedekah. Hendaklah mendahulukan anak perempuan daripada anak lelaki.

6. Surga itu di bawah telapak kaki ibu.

7. Barangsiapa mempunyai tiga anak perempuan atau tiga saudara perempuan atau dua anak perempuan atau dua saudara perempuan lalu dia bersikap ihsan dalam pergaulan dengan mereka dan mendidik mereka
dengan penuh rasa takwa serta sikap bertanggungjawab, maka baginya adalah surga.

8. Apabila memanggil akan dirimu dua orang ibu bapakmu, maka jawablah panggilan ibumu terlebih dahulu.

9. Daripada Aisyah r.a. berkata, "Barangsiapa yang diuji dengan sesuatu daripada anak-anak perempuannya lalu dia berbuat baik kepada mereka, maka mereka akan menjadi penghalang baginya daripada api neraka."

10. Wanita yang taat berkhidmat kepada suaminya akan tertutuplah pintu-pintu neraka dan terbuka pintu-pintu surga. mMasuklah dari mana saja pintu yang dia kehendaki dengan tidak dihisab.

11. Wanita yang taat pada suaminya, maka semua ikan-ikan di laut, burung di udara, malaikat di langit, matahari dan bulan semua beristighfar baginya selama dia taat kepada suaminya serta menjaga salat dan puasanya.

12. Aisyah r.a berkata, "Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita?" Jawab Rasulullah SAW "Suaminya." "Siapa pula berhak terhadap lelaki?" Jawab Rasulullah SAW, "Ibunya."

13. Perempuan apabila sembahyang lima waktu, puasa di bulan Ramadhan, memelihara
kehormatannya serta kepada suaminya, masuklah dia dari pintu surga mana saja yang dikehendaki.

14. Tiap perempuan yang menolong suaminya dalam urusan agama, maka Allah SWT memasukkan dia ke dalam surga terlebih dahulu daripada suaminya (10,000 tahun).

15. Apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya, maka beristighfarlahpara malaikat untuknya. Allah SWT mencatatkan baginya setiap hari dengan 1,000 kebajikan dan menghapuskan darinya 1,000 kejahatan.

16. Apabila seseorang perempuan mulai sakit hendak bersalin, maka Allah SWT mencatatkan baginya pahala orang yang berjihad pada jalan Allah.

17. Apabila seseorang perempuan melahirkan anak, keluarlah dia dari dosa-dosa seperti keadaan ibunya melahirkannya.

18. Apabila telah lahir anak lalu disusui, maka bagi ibu itu setiap satu tegukan daripada susunya diberi satu kebajikan.

19. Apabila semalaman seorang ibu tidak tidur dan memelihara anaknya yang sakit, maka Allah SWT memberinya pahala seperti memerdekakan 70 orang hamba dengan ikhlas untuk membela agama Allah SWT.